بسم الله الرحمن الرحيم

Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.”

(HR. Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.)

Sabtu, 26 November 2011

Bagian Otak Manusia yang Membuat Dusta

Oleh Abduldaim Al-Kahil
Selama ini, para ilmuwan tidak mengetahui di bagian otak mana pada manusia yang paling bertanggung jawab terhadap sebuah dusta atau kebohongan. Orang hanya tahu kalau dusta itu muncul dari sebuah ucapan, tapi tidak mengetahui kalau itu ada hubungannya dengan bagian tertentu dalam otak.
Setelah melakukan penelitian, akhirnya para ilmuwan menemukan sebuah kesimpulan. Bahwa, otak bagian depan yang terletak pada ubun-ubun itulah yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya dusta.
Kesimpulan ini, sebenarnya tergolong sangat telat jika dibandingkan dengan apa yang sudah diisyaratkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya dalam Alquran. Bagian otak tersebut disebut Alquran dengan nama ‘nashiyah’ atau ubun-ubun.
Yang mengagumkan adalah bahwa Al-Quran sejak berabad-abad yang lalu telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun ini ketika membicarakan Abu Jahl:
Allah swt. berfirman dalam Surah Al-‘Alaq ayat 15 dan 16.

كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ * نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1], (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
[1] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.

Al-Quran memberikan sifat كاذبة خاطئة (mendustakan lagi durhaka). Kenyataan seperti inilah yang ditemukan para ilmuwan pada masa sekarang ini dengan menggunakan pemindaian resonansi magnetik.
Maha Suci Allah Yang telah menyatakan fakta ini yang menunjukkan kemukjizatan Al-Quran yang baru ditemukan pada masa sekarang ini. mnh/al-kaheel
WOW! COOL!! Speechless..
sumber : eramuslim.com

Nasihat Luqmaan Kepada Anaknya..

Untuk para orangtua diluar sana, mari kita memberi makan ruh anak-anak kita dengan nasehat2 yang sudah disediakan Allah di dalam Al Quranul Karim, dan tiada salahnya jika kita mencontoh Luqman Al-Hakim dalam memberikan wasiat atau nasehat kepada anaknya. Di dalam suroh Luqman (31), Allah swt mengumpulkan dan melestarikan nasehat2 tsb yang terdapat dari ayat 13 sampai 19, mari kita coba simak bersama2 ^^ :
    12Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". 
    13Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 
    14Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 
    15Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 
    16(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. 
    17Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
    18Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 
    19Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
  1. Jangan mempersekutukan Allah. (Luqman [31]:13)
  2. Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya. (Luqman [31]:14-15)
  3. Sadar akan pengawasan Allah (Luqman [31]:16)
  4. Dirikan salat. (Luqman [31]:17)
  5. Perbuat kebajikan (Luqman [31]:17)
  6. Jauhi kemungkaran (Luqman [31]:17)
  7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman [31]:17)
  8. Jangan sombong. (Luqman [31]:18-19)

Tetapi siapakah sebenarnya Luqman ini sampai Beliau memiliki tempat di sisi Allah semulia ini, sampai dimasukkan menjadi salah satu suroh Al Quranul Karim..? Mari kita coba bahas ^^

Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi maupun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternakan yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia ridho dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka karena itu, kisah ini diceritakan di dalam Al Quran agar kita semua dapat mengambil pelajaran dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.”
Ibnu Kathir berkata: ‘Ulama’ salaf berselisih pendapat tentang diri Luqman; adakah dia seorang nabi atau pun seorang hamba yang soleh tanpa taraf kenabian? Di antara dua pendapat ini, kebanyakan mereka berpegang dengan pendapat yang kedua.’
Beliau berkata lagi: “Yang masyhur di kalangan Jumhur ulama’ ialah Luqman AI-Hakim; adalah seorang yang bijaksana bertaraf wali dan bukannya seorang nabi. Bukan sedikit ulama’  yang menyatakan tentang perkara ini. Di antara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As­ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahawa beliau ialah anak kepada AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Wahab berkata: “Beliau adalah anak saudara perempuan Nabi Ayyub a.s.” Menurut Muqatil pula: “Beliau adalah sepupu Nabi Ayyub a.s.”
Dikatakan, beliau adalah dari kalangan anak Aazar dan telah hidup selama seribu tahun. Sempat hidup bersama .dengan Nabi Daud a.s dan mengambil ilmu darinya. Luqman telah mengeluarkan fatwa sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan dan setelah baginda nabi Daud as diutus kepada umat, beliau berhenti dari mengeluarkan fatwanya lagi. Ibnu Kathir berkata: “Dikatakan, beliau , adalah seorang Qadhi di zaman Nabi Daud a.s. Wallahu A’lam.”
AI-Allahamah AI-Alusy berkata: “Kebanyakan pendapat mengatakan bahwa beliau hidup di zaman Nabi Daud a.s.” Katanya lagi: “Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi”
Ibnu Qutaibah berkata: “Luqman adalah seorang hamba Habsyi kepada seorang lelaki dari kalangan bani Israil. Kemudian beliau dibebaskan dan diberikannya harta.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia telah berkata: Rasullullah s.a.w. pernah bersabda:
“Adakah engkau semua tahu siapakah Luqman? “Mereka pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih tahu.” Baginda bersabda: “Dia adalah seorang Habsyi.” Pendapat yang mengatakan dia adalah seorang habsyi, adalah dari lbnu Abbas dan Mujahid.
As-Suhaili berkata: “Luqman adalah Naubah dari penduduk Ielah ( Sebuah bandar di tepi laut merah )” Demikian juga dipetik oleh Qatadah, dari Abdullah bin Az-Zubair: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah: “Apakah cerita terakhir yang sampai kepadamu tentang perihal diri Luqman? “Jabir menjawab: “Dia adalah seorang yang pendek, pesek/mancung hidungnya dari keturunan Naubah.” Sebagaimana yang disebutkan dari Sa’id bin AI­ Musayyab, katanya: “Luqman adalah dari Sudan, Mesir.”
AI-Hassan AI-Basri pula berkata: “Luqman telah membina sebuah singgasana di Ramlah, Syam. Pada masa itu, tempat tersebut masih lagi belum dibangun. Dia berada di sana sampai lanjut usia dan meninggal dunia.”
Ibrahim bin Adham berkata: “Aku telah diberitahu bahwa kubur Luqman adalah di antara Masjid Ar-Ramlah dan tempat didirikan pasar pada hari ini. Di tempat tersebut terdapat 70 kubur nabi-nabi  sebelum Luqman.
Dilaporkan, bahawa Luqman adalah seorang mufti sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan. Ketika baginda diutus kepada umatnya, Luqman berhenti dari memberikan fatwa. Ada orang bertanya padanya tentang hal itu lalu dia pun berkata: “Adakah aku tidak berhenti apabila aku telah merasa cukup?!! “
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Mujahid: “Beliau adalah seorang Qadhi di kalangan kaum bani Israil di zaman Nabi Daud a.s”
Namun siapapun Beliau, yang terpenting Beliau adalah seorang yang mempunyai hikmah kebijaksanaan. Kata-katanya diridhoi Allah dan dipatenkan didalam Al Quran.
semoga bermanfaat ^^
sumber : wikipedia; http://al-quran.bahagia.us; http://aburedza.wordpress.com/

Kamis, 24 November 2011

KESALAHAN DALAM BERJILBAB

Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” (QS Al Ahzab ayat 59).
Jilbab merupakan kain yang menutupi seluruh aurat wanita dari ujung kepala hingga ujung kaki atau bisa disebut dengan pakaian luar.

Jilbab tentu saja berbeda dengan apa yang kita kenal saat ini, karena kain yang digunakan untuk menutupi rambut bukanlah jilbab melainkan kerudung. Allah SWT telah memerintahkan hambanya untuk menggunakan jilbab agar seluruh auratnya terjaga. Namun, tidak banyak para wanita yang mengabaikan akan hal itu.

Banyak kaum wanita yang masuk neraka, semata-mata karena didalam hidupnya tak mau memakai Jilbab. Padahal mereka sebenarnya akan mendapat siksaan yang berat sekali sebagai mana diceritakan Nabi Muhammad dalam hadits beliau yang artinya sebagai berikut : “...Wanita yang akan digantung dengan rambutnya, sampai mendidih otak dikepalanya didalam neraka, ialah wanita-wanita yang memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki yang bukan muhrimnya”. Na'udzubillahminzalik..
Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, sekarang ini sudah banyak sekali wanita yang memakai kerudung. Memang untuk berkerudung secara sempurna butuh proses. Kita sering berkilah bahwa itu seperti ajang latihan. Untuk awalnya mungkin tak apa. Tapi jangan sampai kita kemudian terlena dan hanyut dengan pengaruh mode yang akhirnya malah membuat orang yang melihat berpikir atau malah sampai bilang “pake jilbab tapi kok bajunya sexi ya?” yang akhirnya malah akan memberi citra negatif pada wanita berkerudung pada umumnya.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan wanita ketika berjilbab :

1. Kesalahan gambar pertama :

      •   Kerudung tidak menutupi dada.
      •   Rok yang digunakan kurang panjang.
    Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya :“Hendaklah mereka memanjangkan barang sejengkal dan janganlah menambahkan lagi keatasnya”. 
    Hadits di atas cukup menjelaskan bahwa para wanita diharuskan memanjangkan apa yang seharusnya menutupi auratnya dan tidak diperbolehkan untuk memendekkannya.  


2. Kesalahan gambar kedua :

      •   Kerudung tidak menutupi dada. 
    "..dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya.."(QS An-Nur : 31).
    Jelas sudah bahwa kerudung yang kita pakai HARUS menutupi dada kita sehingga jelas salah jika kita beranggapan "asalkan rambutnya nggak keliatan, berarti telah menggunakan jilbab".
     
3. Kesalahan gambar ketiga :

      • Kerudung tidak menutupi dada.
      • Lengan kurang panjang.
      • Rok kurang panjang.  
    "Dan katakanlah kepada para perempuan beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya) kecuali yang bisa terlihat.."(QS An-Nur : 31).
    Maka dari itu hendaklah kita menutupi apa yang disebut sebagai aurat agar orang lain tidak akan bisa melihatnya.

4. Kesalahan gambar keempat :

      •   Pakaian ketat sehingga menampakkan lekuk tubuh.
    Rasulullah bersabda, "hendaklah kamu meminjamkan dia baju yang panjang dan longgar itu".
      • Make up yang terlalu tebal.
    ”Wahai anak cucu Adam. Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan".(QS Al'Araf : 31)

5. Kesalahan gambar kelima :

      • Kerudung tidak menutupi dada.
      • Pakaian ketat memperlihatkan lekuk tubuh.
      • Blus yang dipakai pendek.
    "Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi yang telanjang yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya"(Riwayat Bukhari dan Muslim)
6. Kesalahan gambar keenam : 

        •   Lengan blus pendek.
        •   Rok yang dipakai berbelah di depan.
      "Barang siapa yang memakai pakaian yang mencolok mata, maka Allah S.W.T akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti"(Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan Ibnu Majah)
       
    Kesalahan yang umum lainnya adalah :
    1. Tidak memakai kaus kaki.
    2. Memakai kerudung, baju maupun celana yang tembus pandang.
    3. Memasukkan kerudung kedalam baju.
    4. Ketika memakai kerudung model segiempat, hanya memasangkan peniti pada bagian bawah leher dan setelah itu kedua ujung kerudung digantungkan pada kedua bahu. Hal ini salah karena dapat mengakibatkan tampaknya leher dan kerudung tidak menutupi dada.
    5. Memakai kerudung yang terikat pada bagian leher sehingga menampakkan bentuk leher.
    Lalu, bagaimana cara berjilbab yang baik? Saya rasa seperti ini :


      "Bahwa anak perempuan apabila telah cukup umurnya, maka mereka tidak boleh dilihat akan dia melainkan mukanya dan kedua telapak tangannya hingga pergelangan"(H.R. Abu Daud)


      “Lalu, mengapa masih banyak wanita yang berkerudung namun salah dalam pemakaiannya? Apakah mereka belum tahu? Ataukah mereka malu karena dianggap tidak mengikuti mode masa kini? Atau merasa terlihat "gendut" dengan pakaian seperti ini? Sungguh, inilah pakaian seorang muslimah yang justru akan membuat para bidadari iri."

      jeritan hati seorang saudara..

      Miris hati ini, tatkala melihat sang saudara yang sedang bermain dengan murka Sang Pencipta..
      Mengangis hati ini, tatkala melihat sang saudara yang sedang dimabuk kepayang cinta semu buatan syaiton..
      Meratap hati ini, tatkala melihat sang saudara yang secara tidak sadar sedang mengulurkan tangan mengumpulkan api neraka..
      Sakit hati ini, tatkala melihat syaiton dengan riangnya memainkan hati sang saudara yang menganggap baik perbuatan buruknya..
      Menjerit hati ini tatkala tak ada sesuatupun yang mampu dilakukan untuk bisa mengembalikan sang saudara ke jalan yang telah dibuat oleh-Nya..
      Yaaaaa Allaaaaahhh... hamba mohon padaMu, berilah petunjuk dan hidayahMu kepada kami, agar kami kembali kepada jalanMu
      Yaaaaa ArhamarrRoohimiin, hamba mohon padaMu, tujukanlah kepada kami, jika yang benar itu benar dan berilah kami kekuatan dan daya upaya untuk melakukannya. serta tunjukanlah kepada kami jika yang buruk itu buruk dan berilah kami kekuatan dan daya upaya untuk menjauhinya..
      Yaaaaa GhofururRoohiim, tolong kami untuk diselamatkan dari tipu daya dunia dan syaiton, agar kami tidak kembali kepada kemaksiatan setelah Engkau memberi kami petunjuk..
      Sayangilah kami, cintailah kami, ridhoilah kami, rahmatilah dan berkahilah kehidupan kami di dunia maupun di akhiroh, dan kumpulkanlah kami kembali bersama saudara2 dan orangtua kami kelak di dalam jannahMu, aamiin aamiin Yaa Robbal 'aalamiin..

      Mari Kita Evaluasi Kembali..

      Pernahkah kalian merasa/berpikir; saya solat wajib, saya pun tahajjud, solat rawatib pun tak pernah tertinggal, tetapi mengapa saya masih kecolongan melakukan suatu perbuatan dosa atau sesuatu yang tidak seharusnya saya lakukan sebagai seorang yang solat? jujur saya pernah, sebenarnya ini juga merupakan pengalaman saya, dan saya mulai berpikir keras, apa kira2 akar dari persoalan ini? setelah saya pikir2, mungkin selama ini saya hanya mengerjakan solat sebagai rutinitas, mungkin saya hanya mengerjakan alih2 'mendirikan', solat tanpa ruh, dan doa yang dipanjatkan walaupun panjang dan dalam bahasa arab, kerap kali membuat saya hanya mengangapnya sambil lalu saja. 
      Pernah satu kali setelah solat 'asr, saya secara sadar melakukan dosa. saya tahu itu dosa tapi tetap saya lakukan. saya merasa sedang diawasi, tapi tetap saya lakukan. tidak seperti pertama kali saya mengenal islam secara sadar, saya tekun dan begitu khusyuk, sampai2 saya berpikir "solat ini adalah solat terakhir saya" setiap saya solat. dan saya sebisa mungkin menghayati setiap arti ayat yang saya baca, setiap doa yang saya panjatkan. 
      tetapi, terkadang kualitas keimanan saya jatuh begitu drastis, apa sebabnya? saya pun terkadang berbohong, dengan dalih bohong putih, padahal bohong ya tetap saja bohong apapun alasannya. saya menyalahkan syaiton karena telah mempengaruhi saya, tapi saya selalu mengkambinghitamkan syaiton, padahal itu adalah hawa nafsu saya sendiri sebagai seorang yang lemah iman. apakah kalian pernah merasakan hal seperti ini? 

      Tetapi pagi ini saya lihat tayangan tausiyah di TV, membahas tentang godaan syaiton. dan kata Pak Ustadz-nya, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan kualitas iman. yaitu :
      1. meluruskan niat, membenarkan kembali niat kita untuk melakukan kewajiban sebagai seorang muslim, karena memang syaiton itu tugasnya menggoda, dan sebagai ujian iman, jadi jika niat kita sudah lurus lillahi ta'ala, mudah2an Allah menolong kita dan melindungi kita dari pengaruh buruk syaiton.
      2. berta'awudz, atau membaca ayat kursi. dan ada dua kalimat yang syaiton tidak akan bisa mengucapkannya yaitu kalimat tauhid (laa ilaaha illallah), dan istighfar (astaghfirullah), maka bacalah kalimah ini jika kita merasa syaiton sedang menggangu.

      ini ada beberapa pengalaman saya, boleh dicoba hehe :
      1. untuk memperbaiki solat, sebisa mungkin kita mengerti dan memaknai serta menghayati setiap ayat al qur'an yang kita baca maupun doa yang kita panjatkan, dan sadarkan dalam diri bahwa kita ini milik Allah dan  akan kembali hanya kepadaNya, dan anggaplah ini sebagai solat terakhir, jika mampu, menangislah, karena Allah suka orang yang menangis karena-Nya. saya percaya ketika kita mengangis karena-Nya, Dia sedang tersenyum melihat kita.
      2. setiap akan melakukan dosa, alihkan ke kegiatan lain. seperti membaca al qur'an atau mendengar murottal. tidak perlu muluk2, baca terjemahannya saja dan mengerti isinya, sebisa mungkin mengangis, pasti pikiran akan teralihkan. jika tidak, bersikap keras terhadap diri anda, marahi dan tegaskan pada diri anda dan katakan keras2 : "ITU DOSA!!" jika tidak mempan, tampar diri anda (yang ini jangan ditiru) tetapi lebih baik berta'awudz dan berpikir ke hal2 yang menyedihkan seperti dimarahi guru, dijauhi teman, diejek sodara (haha ini yang saya lakukan dan berhasil :D)
      3. usahakan pikiran hanya fokus mengingat Allah, setiap melakukan kegiatan ingat niatnya karena Allah. ingat dunia hanya sementara dan itu hanya sebuah ujian naik tingkat sebagai seorang hamba Allah. dan yang paling penting berdoa kepada Allah, mohon diberi kesabaran, keikhlasan dan petunjuk kepada kebenaran serta kekuatan keimanan dan ketakwaan.

      tapi ini belum semua usaha yang ada, masih banyak hal lain yang patut dicoba untuk meluruskan diri dan niat kepada jalan Allah. jika ada yang mau berbagi mohon bantuannya ya. semoga bermanfaat. :)

      Rabu, 23 November 2011

      7 Wasiat JIBRIL !!!!!!!

      Jabir bin ’Abdullah Al-Anshari Radhiyallah Anhu meriwayatkan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda :
      1. “Jibril selalu berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga sampai aku mengira kalau tetangga itu akan dijadikan sebagai ahli waris.
      2. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar memperlakukan istri sebaik mungkin sampai aku mengira kalau istri itu haram diceraikan.
      3. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar sebaik mungkin dalam memperlakukan para budak sampai aku mengira suatu waktu nanti mereka harus dimerdekakan.
      4. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar aku melakukan siwak (gosok gigi) sampai aku mengira kalau bersiwak itu wajib.
      5. Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk melakukan shalat berjama’ah sampai aku mengira Allah tidak akan menerima shalat, kecuali dengan berjama’ah.
      6. Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk mengerjakan shalat Tahajjud sampai aku mengira tidak ada tidur pada waktu malam.
      7. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar senantiasa berdzikir kepada Allah sampai aku mengira tidak ada ucapan yang bermanfaat, kecuali dzikir kepada Allah.”

      Jilbab dan Pacaran

      Pertanyaan:



      Assalamualaikum,

      Saya seorang mahasiswi 20th. Saya ingin mengenakan jilbab, insyaallah dalam waktu dekat ini. Saya punya pacar seorang muslim juga dan alhamdulillah taat pada agama. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana sebenarnya hukum dari pacaran itu menurut pandangan islam? Dan apakah boleh bila saya sudah mengenakan jilbab tetapi masih pacaran? Terimakasih atas jawabannya. Wassalam,

      Wien
      Yogyakarta

      Jawaban:

      Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
      Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba�d.

      Istilah pacaran itu sebenarnya bukan bahasa hukum, karena pengertian dan batasannya tidak sama buat setiap orang. Dan sangat mungkin berbeda dalam setiap budaya. Karena itu kami tidak akan menggunakan istilah `pacaran` dalam masalah ini, agar tidak salah konotasi.

      Pacaran Dalam Pandangan Islam

      a. Islam Mengakui Rasa Cinta

      Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.

      "Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS. Ali Imran :14). 

      Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.

      Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku."

      b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal

      Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.

      Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.

      Bahkan lebih 'keren'nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan 'pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.

      Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.

      Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.

      Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.

      Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.

      c. Pacaran Bukan Cinta

      Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.

      Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

      Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

      d. Pacaran Bukanlah Penjajakan/Perkenalan

      Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.

      Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

      Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,"Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661) 

      Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

      Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.

      Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.

      Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.

      Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

      Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
      Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.


      sumber:www.syariahonline.com;http://muslimahberjilbab.blogspot.com/2006/06/jilbab-dan-pacaran.html