بسم الله الرحمن الرحيم

Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.”

(HR. Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.)

Rabu, 25 Mei 2011

Penyesalan yang Sangat Berarti

Oelh: Zaidan Ats-tsalis

Allah SWT berfirman yang artinya:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-Ra’du: 11)

*[767] bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.

*[768] Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

PERUBAHAN.
Kehidupan sejak awalnya sudah mengindikasikan sebuah perubahan. Berkaca dari diri kita sendiri. Dari pertemuan sperma dan ovum, hidup (berubah) di alam kandungan, terlahir sebagai sosok manusia kecil mungil. Seiring waktu terjadi perubahan secara jasad, begitu juga dengan mental dan sikap perangai. Dari lingkungan dan ilmu yang didapat menjadikan sebuah karakter yang kita dapati sekarang ini. Perubahan besar telah terjadai pada diri kita, begitu juga lingkungan, semuanya pasti bergerak yang kita sebut perubahan.
Yang menjadi permasalahan apakah kita akan menjadi obyek saja atau menjadi subyek sekaligus obyek perubahan tersebut. Jika kita hanya menjadi obyek, itu artinya kita tidak tahu harus berubah seperti apa, mengalir kemana saja air mengalir, melayang kemana angin berhembus.

Jika kita menjadi subyek dan sekaligus obyek perubahan maka kita menjadi orang yang mengerti bagaimana seharusnya diri dan lingkungan kita, kita mempunyai keinginan dan gambaran yang kuat tentang kondisi seperti apa yang terbaik, serta kita akan bergerak secara terus menerus ke dalam kondisi ideal tersebut. Proses pergerakan tersebut otomatis akan menjadikan diri kita menjadi subyek dan obyek, kita akan menjadi motor penggerak sekaligus teladan/sosok perubahan idealis tersebut.

Perubahan ada yang sifatnya universal dan ada yang khas. Yang ingin saya bahas adalah perubahan yang unik atau yang khas. Perubahan unik terjadi karena manusia menggunakan akalnya. Sedangkan perubahan universall karena memang sunnahtullah, pasti siapapun akan mengalaminya,seperti dari bayi menjadi balita lalu remaja,tua lalu mati. Rambut awalnya hitam memudar menjadi putih. Dan lain sebagianya.

Perubahan yang unik
Saya akan ceritakan tentang kisah sahabat Rasulullah yang bernama Abu Darda, sebelum masuk Islam adalah saudagar kaya yang keseharian berada di toko. Ada sebuah kebiasaanya ketika sebelum ke toko yaitu pagi stelah bangun tidur dia menuju berhala sembahannya di sebuah kamar yang paling istimewa di dalam rumahnya. Dia membungkuk memberi hormat kepada patung tersebut, kemudian diminyakinya dengan wangi-wangian termahal yang terdapat dalam tokonya yang besar, sesudah itu patung tersebut diberinya pakaian baru dari sutera yang megah, yang diperolehnya dari seorang pedagang yang datang dari Yaman dan sengaja mengunjunginya.

Abu Darda adalah sahabat Abdullah bin Ruwahah yang sudah masuk Islam terlebih dahulu. Suatu ketika, Abdullah bin Ruwahah berkunjung kerumahnya ketika Abu Darda masih di tokonya (pasar), Abdullah disambut istri Abu Darda yang sedang ”ngemong” anaknya. Ketika masuk rumah nya Abdullah langsung menuju kamar berhala Abu darda dan menghantamkan palu yang telah dipersiapkannya, sambil mengatakan, “Ketahuilah, setiap yang disembah selain Allah adalah batil!”.

Ummu Darda yang mengetahui itu menangis karena takut kemarahan suaminya. Dan akhirnya ummu darda pun mengadukan kejadian tersebut sesampainya Abu Darda dirumah sehingga otomatis Abu Darda marah. Mulanya dia bermaksud hendak mencari Abdullah. Tetapi, setelah kemarahannya berangsur padam, dia memikirkan kembali apa yang sudah terjadi. Kemudian katanya, “Seandainya patung itu benar Tuhan, tentu dia sanggup membela dirinya sendiri.” Abu Darda’ pun mendapatkan hidayah dari proses dia berpikir sehingga ia pun mencari Abdullah untuk mengajaknya bertemu Rasulullah SAW dan menyatakan keislamannya.

Perubahan dari proses berpikir adalah perubahan yang unik, bisa merubah prilaku dan sikap seseorang hanya dalam waktu sekejab bahkan bisa menghancurkan keyakinan yang terpupuk selama bertahun-tahun.
Manusia Berubah karena Pemahamannya

Akal adalah anugerah Allah sebagai awal manusia mendapatkan dan menggunakan hidayah Allah. Dengan akal, manusia bisa berpikir, menyerap fakta yang terindra dan mengaitkannya dengan informasi yang didapat, hingga mendapatkan sebuah persepsi atau pemahaman tentang fakta tersebut. Informasi yang tidak meyakinkan (meragukan) akan mudah dirubah dengan informasi yang meyakinkan (berdalil), informasi yang sesuai dengan realita akan mudah dipahami atau diyakini daripada informasi yang tiada faktanya. Abu Darda hanyalah berasumsi dengan perasaanya bahwa patung yang dia sembah adalah perwujudan dari Tuhannya. Tetapi ketika didapatkannya sebuah fakta baru dan informasi yang meyakinkan dengan hancurnya ”sang tuhan” yang ternyata jauh dari informasi yang benar tentang Tuhan, menyadarkan dan merubah persepsinya tentang Tuhan. Dan untungnya lagi, Abu Darda mau menggunakan akal yang diberikan Allah sehingga dia bisa menggunakan hidayah lain yaitu al irsyad wal bayan (Al qur’an) sebagai pusat informasi yang benar.

Sejak itu pula, perubahan besar terjadi pada dirinya. Dia bisa merubah suka dan bencinya, bisa merubah cara pandangnya tentang dunia dan seisinya. Sejak detik pertama Abu Darda iman dengan Allah dan Rasul-Nya, dia iman dengan sebenar-benar iman. Dia sangat menyesal agak terlambat masuk Islam. Sementara itu, kawan-kawannya yang telah lebih dahulu masuk Islam telah memperoleh pengertian yang mendalam tentang agama Allah ini, hafal Alquran, senantiasa beribadat, dan takwa yang selalu mereka tanamkan dalam dirinya di sisi Allah. Karena itu, dia bertekad hendak mengejar ketinggalannya dengan sungguh-sunggu sekalipun dia berpayah-payah siang dan malam, hingga tersusul orang-orang yang telah berangkat lebih dahulu. Dia berpaling kepada ibadat dan memutuskan hubungannya dengan dunia; mencurahkan perhatian kepada ilmu seperti orang kehausan; mempelajari Alquran dengan tekun dan menghafal ayat-ayat, serta menggali pengertiannya sampai dalam. Tatkala dirasakannya perdagangannya terganggu dan merintanginya untuk beribadat dan menghadiri majlis-majlis ilmu, maka ditinggalkannya perusahaanya tanpa ragu-ragu dan tanpa menyesal.

Berkenaan dengan sikapnya yang tegas itu, orang pernah bertanya kepadanya. Maka, dijawabnya, “Sebelum masa Rasulullah, saya menjadi seorang pedagang. Maka, setelah masuk Islam, saya ingin menggabungkan berdagang untuk beribadat. Demi Allah, yang jiwa Abu Darda dalam kuasa-Nya, saya akan menggaji penjaga pintu masjid supaya saya tidak luput salat berjamaah, kemudian saya berjual beli dan berlaba setiap hari 300 dinar.” Kemudian, saya menengok kepada si penanya dan berkata, “Saya tidak mengatakan, Allah Ta’ala mengharamkan berniaga. Tetapi saya ingin menjadi pedagang, bila perdagangan dan jual beli tidak menganggu saya untuk dzikrullah (berzikir).”

Abu Darda tidak meninggalkan perdagangan sama sekali. Dia hanya sekadar meninggalkan dunia dengan segala perhiasan dan kemegahannya. Baginya sudah cukup sesuap nasi sekadar untuk menguatkan badan, dan sehelai pakaian kasar untuk menutupi tubuh.

Saya tidak akan membahas tentang kezuhudan Abu Darda’,tetapi bagaiman dengan sebuah pemahaman bisa merubah seseorang sedemikain dahsyat.

Itulah yang kita butuhkan sekarang yaitu pemikiran Islam (menilai segala sesuatu dengan aqidah Islam) yang akan merubah perasaan qonaah dan ridho kita hanya untuk Islam. Maha benar firman Allah yang tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut merubah dirinya sendiri. 

Penyesalan yang sangat berarti ketika penyesalan tersebut membuat kita berubah ke arah yang benar yaitu berkepribadian Islam dan menjadi pembela Islam yang tangguh berdakwah di segala medan pertempuran di kehidupan sekarang ini. Sunnguh telah bangkrut dan celaka orang yang hari ini lebih buruk daripada kemarin.

sumber : http://forum35.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar