بسم الله الرحمن الرحيم

Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.”

(HR. Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.)

Selasa, 24 Mei 2011

PILAR SUBSTANSI ISLAM

Firman Allah dalam Surah Ibrahim (14) ayat 24-25

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاء
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Ayat 24 dan 25 tersebut menggambarkan sistem ajaran agama Islam sebagai sebatang pohon. Akar merupakan simbol dari aqidah. Seorang muslim yang baik harus memiliki aqidah yang teguh dan bersih dari segala macam syirik. Cabang merupakan simbol ibadah. Seorang muslim harus dapat melakukan ibadah dengan benar sebagaimana dicontohkan oleh Muhammad s.a.w. Buah merupakan simbol akhlaq. Seorang muslim harus dapat menampilkan akhlaq yang baik.

Aqidah
Aqidah adalah suatu keyakinan yang tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Perjanjian kita dengan Alloh swt, kita ikrarkan dalam kalimah syahadat.
Makna syahadat
Makna pertama syahadat adalah pernyataan. Al Qur'an Surah Ali Imran (3) ayat 18,
شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.



Makna kedua adalah sumpah atau janji. Lihat Al Qur'an Surah Al A’raf (7) ayat 172,
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",



Agar syahadat diterima ada syarat-syaratnya antara lain:
  • Al 'ilmu : mengetahui maknanya dengan benar
  • Al yaqin : meyakini kandungan kalimat syahadat dengan keyakinan yang kuat ( qs.Al Hujurat : 15)
  • Al Qabul : Penerimaan yang total atas konsekuensi kalimat tersebut dengan hati dan lisannya.
  • Al Inqiyad : Tunduk terhadap ketentuan Allah dan Rasul-Nya
  • Ash Shidq : kejujuran (qs Albaqarah : 8-10)
  • Ikhlas : menjauhi syirik besar, hanya mengharapkan ridha Allah swt.
Ma’na Laa ilaaha illallah
Laa khaliqo illallah : tiada pencipta kecuali Allah (Qs 2 : 21)
Laa Raziq illallah : tiada pemberi rizki kecuali Allah (Qs Qs Fathir : 3)
Laa mudabbira illallah : tiada pengelola selain Allah (Qs Yunus : 3)
Laa hakima illallah : tiada pembuat hukum kecuali Allah (Qs Al Anam : 57)
Laa Ghoyata illallah : tiada tujuan kecuali Allah (Qs Al Insyirah : 8, Qs Al An’am : 162-163)
Laa ma’buda illallah : tiada sesembahan kecuali Allah (Qs An Nahl : 36)
Ma’na Muhammadurrasulullah
Rasulullah saw adalah satu-satunya teladan/uswatun hasanah
Rasulullah adalah satu-satunya teladan yang dicintai, ditaati dan diikuti.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيراً

Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Qs Al Ahzab : 21)

Dampak Positif Syahadat.
  • Syahadat jika dipahami secara benar akan memberikan dampak positif bagi seorang muslim, yaitu melahirkan cinta (mahabah) dan ridha. Seorang muslim harus memberikan cintanya yang tinggi kepada Allah swt, kemudian kepada Rasulullah dan jihad di jalan Allah (Qs At Taubah : 24)
  • Mencintai bapak/ibu, isteri, anak, saudara dan kaum kerabat (keluarga), kekayaan, perniagaan, rumah tidak dilarang, tetapi diletakkan pada dataran cinta yang kedua (Qs Ali Imran : 14)
Yang dilarang adalah meletakkan hal-hal yang sifatnya duniawi pada tingkatan cinta yang utama, melebihi kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad fi sabilillah (Qs 9 : 24)
Mencintai hal-hal duniawi sejajar dengan kecintaannya kepada Allah juga dilarang (Qs 2 : 165)
Setiap muslim harus ridha dengan segala keputusan dan aturan Allah dan Rasul-Nya, ridha lahir batin tanpa ada sedikitpun rasa tidak puas dalam dirinya (Qs An Nisa : 65)
Rasulullah saw bersabda : “ Barang siapa yang mengatakan ‘ Aku ridha Allah Rabbku dan Islam agamaku dan Muhammad nabi(rasul)ku, maka wajib baginya masuk surga” (HR Abu Dawud)
Cinta dan ridha diwujudkan dengan ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya
Keta’atan itu sebagai bukti rasa cinta yang mendalam sehingga mau melakukan apapun yang yang diperintahkan oleh yang dicintainya dan meninggalkan apapun yang dilarang olehnya.
“Dan Ta’atilah Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat” (Qs Ali Imran : 132)

Ibadah
Pengertian Ibadah: Ibadah artinya penghambaan diri kita sebagai makhluk kepada Allah sebagai Tuhan kita. Segala sesuatu yang kita kerjakan dalam rangka menta’ati perintah-perintah-Nya

Hakikat penciptaan manusia (Qs Adz Dzariyat : 56)

Sumber: LKID ; http://mediabilhikmah.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar